Thursday, November 30, 2017

"Karena Keberanian adalah bagian dari Kemandirian"

Setelah menyelesaikan kan tantangan 10 hari pada komunikasi produktif, maka mulai pekan ini akan berjumpa lagi dengan tantangan baru dalam masa 10 hari kedepan, (nih kerjaan ditantang muluk yak.. hehehe) untuk mulai melakukan kompromi-kompromi berikutnya bersama buah hati, si pemeran utama hati ini yaitu Agatha tralala trilili.... dalam rangka tantangan (jenk.. jenk...) "Melatihhhhh Kemandiriannnn.."(dengan gaya ng-MC buat tanding Tinju ) 
Saya mencoba membuka pembicaraan dengan Agatha kemarin sore.
"Agatha, anak mandiri itu kaya gimana sih??"tanyaku padanya.
"Makan sendiri, pergi sekolah sendiri, bikin lego sendiri, bobo sendiri, hmmm.. apalagi ya... oh iya aku tau, mandi sendiri, pup sendiri.. trus.. (masih mau ngoceh) lalu aku stop
upsss.. #Offside Agatha...!! cukup-cukup nak" (sebelum ngomong yang aneh-aneh.. hehehe). Dia penasaran lalu berkata lagi: "bener kan maaa.. aku pup sendiri.. iya kann? (eleuh-eleuh dibahas lagi..)
Baik, jadi... walau kadang jawaban si bocah ini masih ngalur ngidul, saya pikir ini dah cukup jadi modal bagi dia untuk tahu apa maksud dari kemandirian itu sendiri.  
Sore ini saya dan Agatha ada jadwal ke library  untuk mengembalikan buku. Saya pikir ini bisa jadi salah satu percobaan awal pada Game kemandirian ini. Ayo Agatha. Toss dulu!!
Kami pergi ke library  setelah Maghrib. Agatha selalu excited bila diajak kesini, hmmm.. sebenernya membaca buku bukan menjadi satu-satunya hal yang membuat dia semangat berada di library. Space yang luas, bertemu teman-teman sebaya, adalah alasan lain yang membuat dia senang ke sini. Ah tak apa, daripada alasannya mau bobo di library kan malah berabe..
Sesampai di library, kami langsung menuju Bookdrop untuk mengembalikan buku. Dan tanpa diperintah ternyata Agatha langsung menawarkan diri untuk mengembalikan buku-buku tersebut.  "Aku ajah.. aku ajah ma..". Kalau sebelum-sebelumnya dia langsung masuk lari-lari nyari spot bagus dan duduk asyik sendiri tanpa mau membantu saya membawakan buku-buku apalagi mengembalikannya ke Bookdrop. Ternyata feeling saya buat manfaatin dia sudah dapat dibaca oleh si bocah, Cucok jadi cenayang tha.. hahaha.. Setiap masuk ke library selain mencari spot duduk yang asyik, hal lain yang dia lakukan adalah menuju ke Komputer untuk mencari catalog buku-buku favoritenya. Untuk  hal ini dia masih merasa belum percaya diri, karena belum bisa membaca dan menulis dengan lancar, namun saya selalu mensupport dia untuk bisa mencari dengan mengetik keywords buku yang dia inginkan. Dan itu bisa dimulai dari buku-buku favorite yang dia sukai. Tentunya yang dia ketik adalah keywords yang dia sukai salah satunya adalah "planes". Dan dia mulai mencari letak buku dengan bantuan saya, namun karena saya juga sering kesulitan menemukan letak buku, tak jarang saya juga akhirnya minta bantuan petugas untuk menemukan beberapa buku yang diinginkan. hehehe..
Saya biarkan dia belajar mencari buku-buku yang dia inginkan, bila dia bingung dengan beberapa tulisan, saya arahkan dia untuk membaca menggunakan petunjuk gambar yang ditempel pada setiap rak buku. Saya katakan "Agatha hari ini Mama persilahkan Agatha untuk berusaha sendiri menemukan buku yang Agatha sukai, dan kalau Agatha bingung, boleh bertanya ke Aunty yang sedang mondar-mandir disana" (sambil menujuk kearah petugas library). Lalu dia menjawab secepat kilat "okeh mah, siap".. dan menghilang macam flash!
Ang Mo Kio Library
Senang akhirnya dia punya inisiatif untuk bertanya langsung kepada petugas library dengan kemampuan bahasa yang seadanya. Agatha memang tidak pernah bermasalah dengan adaptasi dengan orang baru, sejak dulu saya acungkan jempol atas sikap SKSD nya bocah ini hehehe.. Mudah berteman dan ramah menjadi modal utamanya untuk menemukan teman baru dimana saja. Kalau biasanya dia mengajak sebayanya kenalan lalu mengajak mereka untuk bermain "hide and seek" atau semacam "Scissors, Paper, Stone" Kali ini saya tersenyum bahagia melihat dia membuka pembicaraan dengan anak lain, sambil meminta bantuan untuk mencari buku yang dia sukai. "Hi.. can u help me to find the Aeroplane and Train Books?". Dan selanjutnya mereka asik mengobrol sambil memilih buku bersama-sama. Saya mengamati dari jauh dan berfikir, bahwa Agatha cukup mampu menjalani aspek sosial yang berkenaan dengan kemampuan berani aktif membina relasi sosial, namun tidak senantiasa bergantung pada orang lain di sekitarnya.
Rasulullah-pun mengajarkan untuk membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak, agar anak bisa mandiri selaras dengan kepribadiannya. Dengan demikian, kelak ia bisa mengambil manfaat dari pengalaman hidup nya untuk semakin menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi lebih bersemangat dan keberaniannya pun bertambah. Ini merupakan modal yang kuat untuk menuju gerbang kedewasaan, baik ketika masih bersama orang tua maupun ketika kita sebagai orang tua sudah tidak lagi bersama mereka.
Seperti Firman Allah  dalam Al-Quran surat Al- Mudasir ayat 38 menyebutkan:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
  “...tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya”.[QS. Al-Muddassir:38]
Semoga Agatha mampu menjadi pribadi yang lebih kuat, mandiri dan bertanggung jawab atas segala hal yang akan dia lewati dalam perjalanan hidupnya kelak. Amin In shaa Allah.

#Hari1
#GameLevel2
#Tantangan10Hari
#MelatihKemandirian
#KuliahBunSayIIP

0 comments:

Post a Comment